Minggu, 29 Oktober 2017

Dinamika Sosial

PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

  • Dinamika Kelompok Sosial  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
  • Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok.

  • Faktor pendorong dinamika kelompok social

1. Faktor pendorong dari luar kelompok

- Perubahan situasi social§
Seperti pemekaran sebuah wilayah, masuknya industrialisasi ke pedesaan, dan adanya penemuanp-penemuan baru

-Perubahan situasi ekonomi§
Masyarakat perkotaan memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding masyarakat pedesaan

- Perubahan situasi Politik§
Pergantian elite politik menyebabkan perkembangan kelompok-kelompok social masyarakat,

2. Faktor pendorong dari dalam

- Adanya konflik antaranggota kelompok§
Menyebabkan keretakan dan berubahnya pola hubungan social

- Adanya perbedaan kepentingan§
Kelangsungan kelompok akan terancam, karena anggota yang tidak sepaham akan berusaha memisahkan diri

- Adanya perbedaan paham§
Perbedaan paham akan mempengaruhi kelompok social secara keseluruhan


. PROSES PERKEMBANGAN BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL
1. KELOMPOK KEKERABATAN
Merupakan kelompok social terkecil dalam masyarakat.
Menurut William Goode, macam keluarga:

- Keluarga inti/keluarga batih/nuclear family: terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah§

- Keluarga luas/extended family: keluarga inti yang berkembang menjadi hubungan darah yang meluas menjadi kekerabatan§
Menurut Clayton, mecam keluarga:

- Keluarga konsanguinal : menekankan pada pentingnya ikatan-ikatan darah, seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya dianggap lebih penting daripada ikatan antara suami atau isterinya§ 

- Keluarga konjugal : keluarga yang lebih mementingkan hubungan perkawinan (suami dan isteri) daripada ikatan dengan orang tuanya§
Tipe keluarga yang lain:

- Kelurga orientasi ( family of orientation): jika individu dilahirkan olah pasangan suami istri kelurga ybs / keluarga dimana individu dilahirkan dan mengalami proses sosialisasi yang terpenting (individu sebagai anak)§

- Keluarga prokreasi (family of proceation): apabila seseorang yang mula-mula dari keluarga orientasi, kemudian terjadi perkawinan beralih menjadi kelurga prokreasi§ 

2. Kelompok okupasional
- Kelompok-kelompok profesi yang terdiri dari kalangan profesional yang memiliki etika profesi

3. Kelompok Volunteer
- Terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya.

- Kelompok volunter memenuhi kebutuhan anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu kepentingan masyarakat umum.
Contoh : Kelompok volunter di Indonesia adalah KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu)

4. Masyarakat pedesaan (Rural Community)
- Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang umumnya memiliki mata pencaharian bertani atau berkebun.

- Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan mempunyai hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya.

- Perubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola pikir masyarakatnya terutama pola generasi tua yang mendasarkan pada tradisi.

- Ditambah lagi kurangnya proses pemerataan pembanguna dan informasi menimbulkan kondisi yang kontras antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan

5. Masyarakat perkotaan
- Masyarakat kota merupakan kelompok social yang mendiami wilayah yang luas, bermatapencaharian sector industry, jasa dan perdagangan.

- Keanggotaan tidak saling mengenal, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.

- Karena mempunyai tatanan nilai yang heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama dan adat istiadat, menjalankankan fungsi administrative dan pusat komersial dan bahkan pusat konsentrasi kegiatan yang menjadi indicator modernisasi menyebabkan kota menjadi daya tarik bagi warga desa untuk melakukan urbanisasi.

  • Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
  1.  Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.)
  2.  Memudahkan segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
  3.  Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.  (pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)
  4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat (setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)



SUMBER :

1.) http://arissetiyad.blogspot.co.id/2013/02/dinamika-kelompok-sosial.html
2.) http://sariatul.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-dan-fungsi-dinamika-sosial.html

Kelompok Sosial

PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
  • Kelompok Sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
  • Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
  • Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.

B. Ciri dan Syarat Kelompok Sosial

Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial. 

• Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain 
• Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan
yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu
yang terlibat di dalamnya. 
• Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang
jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing 
• Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang
mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan
yang ada. 
• Berlangsungnya suatu kepentingan.
• Adanya pergerakan yang dinamik. 

Adapun syarat kelompok sosial sebagai berikut.

a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian
dari kelompok yang bersangkutan.
b. Ada hubungan timbal balik antar anggota.
c. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok
itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.

Macam kelompok sosial

Menurut Robert Bierstedt, kelompok dibedakan menjadi empat macam:
  • Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
  • Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
  • Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
  • Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

Klasifikasi Kelompok Sosial

Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya ikatan antar anggota menurut Ferdinand Tonnies:

Paguyuban (gemeinschaft)

Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok paguyuban :
  • Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
  • Hubungan antar anggota bersifat informal
Tipe paguyuban
  • Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)
Kelompok genealogis adalah kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena adanya keyakinan tentang kesamaan nenek moyang.
Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
  • Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas. Contoh: Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk RT(Rukun Tetangga), dan selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga).
Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.
  • Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
Contoh: partai politik berdasarkan agama

Patembayan (gesellschaft)

Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri kelompok patembayan :
  • hubungan antaranggota bersifat formal
  • memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
  • memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
  • lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Contoh: ikatan antara pedagang, organiasi dalam suatu pabrik atau industry.



  • SUMBER :
1.) https://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial
2.) http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/KELOMPOK_SOSIAL.pdf
3.) http://rofiah11s4.blogspot.co.id/2013/02/a.html

Kamis, 05 Oktober 2017

Struktur Sosial

A.)  PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL

1. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi.
Struktur sosial merupakan merupakan hubungan antar unsur – unsur sosial, unsur – unsur sosial yang dimaksud disini antara lain adalah lembaga sosial, organisasi sosial, lapisan sosial serta nilai dan norma sosial.

2. Menurut Soerjono Soekanto
Struktur sosial merupakan hubungan antar unsur – unsur sosial yang memiliki pengaruh untuk menentukan pilihan serta membuat keputusan yang akan berdampak dalam hubungan sosial di suatu lingkungan masyarakat.

3. Menurut Koentjaraningrat
Struktur sosial merupakan kerangka sosial yang dapat menggambarkan berbagai unsur dalam masyarakat.

4. Menurut Raymond Firth
Struktur sosial adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia yang mencakup berbagai kelompok, terdiri dari banyak orang dan turut meliputi setiap individu dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa :

Struktur sosial adalah kerangka sosial yang terbentuk dari hubungan antar unsur masyarakat yang dapat menentukan pilihan dan membuat keputusan untuk kepentingan bersama dalam suatu lingkungan sosial.

B.)  Fungsi Struktur Sosial

Secara umum terbagi menjadi 5 yaitu:

1. Sebagai instrumen masyarakat yang mempunyai peran sebagai penyelenggara dalam penataan kehidupan secara menyeluruh di dalam setiap aspek kehidupan.

2. Sebagai sistem yang menghubungkan setiap aspek dalam kehidupan sehingga kehidupan menjadi lebih harmonis dan juga tertur.

3. Sebagai ciri atau karakteristik dari suatu kelompok masyarakat. Hal ini membuat sekelompk masyarakat menjadi terlihat khas dan berbeda dengan kelompok lainnya.

4. Sebagai pengawas sosial yang artinya, struktur berlaku untuk mengantisipasi berbagai macam pelanggaran norma dan nilai yang berlaku di lingkungan masyarakat tersebut.

5. Sebagai dasar penanaman kedisiplinan untuk setiap individu yang ada dalam suatu kelompok masyarakat.

C.)  Faktor-faktor Penyebab Ketidaksamaan Sosial

Faktor Etnis.
Faktor geografis.
Faktor latar belakang sosial.
Faktor kemampuan atau potensi diri.

D.)  CIRI – CIRI STRUKTUR SOSIAL

- Bersifat Abstrak
- Dapat diklasifikasikan dalam dimensi vertikal dan horizontal
- Sebagai Landasan sebuah proses sosial suatu bangsa
- Merupakan bagian sistem pengatur tata kelakuan dan hubungan antar masyarakat
- Selalu Berkembang dan dapat berubah

SUMBER :

www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Ciri-Bentuk-dan-Fungsi-Struktur-Sosial-adalah.html?m=1

https://alihamdan.id/struktur-sosial/

Diferensiasi Sosial

1.)  Pengertian.

Menurut Soerjojo Soekanto, diferensiasi sosial adalah variasi pekerjaan, prestise, dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat, yang dikaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interaksi  sosial yang lain.

     Diferensiasi sosial terjadi akibat pola interaksi individu yang memiliki ciri-ciri fisik dan non fisik berbeda-beda, meliputi:
a.    Ciri fisik,  seperti bentuk dan tinggi tubuh, raut muka, warna kulit, warna rambut dan lain-lain.
b.    Ciri Sosial, seperti organisasi-organisasi tertentu yang membatasi keanggotaan hanya pada tingkat-tingkat tertentu pula dalam masyarakat.
c.    Ciri budaya, seperti adanya anggapan bahwa budaya dan gelar kesarjanaan luar negeri lebih baik daripada yang dalam negeri. Dalam lingkup yang lebih luas meliputi bentuk organisasi, kebiasaan dan sistem nilai budaya lainnya.

     Diferensiasi sosial merupakan karakteristik sosial yang membuat individu atau kelompok terpisah dan berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a.    Usia
b.   Gender (jenis kelamin)
c.    Latar belakang etnik


2.) Bentuk-bentuk diferensiasi sosial :

1. Ras : perbedaan ciri fisik, terutama warna kulit.
Macam ras :
a. Mongoloid (berwarna)
b. Kaukasoid (putih)
c. Negroid (hitam)

Sifat : tertutup.

2. Suku bangsa
a. Sunda
b. Jawa
c. Betawi, dll.

3. Klan : kekerabatan.
Macam kerabat :
a. patrilineal (ayah) : Batak
b. matrilineal (ibu) : Minangkabau
c. bilineal (ayah dan ibu) : Jawa
d. ambilineal (sebagian ayah, sebagian ibu) : Dayak

4. Agama
a. Islam
b. Kristen
c. Hindu
d. Budha

Sifat : terbuka.

5. Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan

6. Profesi
a. Pedagang
b. Petani
c. Dokter
d. Guru


3.) Faktor-faktor penyebab diferensiasi sosial masyarakat Indonesia.

a. Keadaan Geografis Wilayah Indonesia
    Fakta-fakta yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai beikut:

1)   Indonesia mempunyai 17.508 pulau besar dan kecil yang tersebar di seluruh wilayah teritorialnya; Masing-masing pulau dipisahkan oleh laut atau selat sepanjang ekuator dari 6 LU – 11 LS dan 95 BT – 141 BT.
       Keadaan tersebut menyebabkan nenek moyang bangsa Indonesia harus menetap di daerah yang terpisah-pisah satu sama lain sehingga tumbuh menjadi satu kesatuan yang masing-masing berbeda corak kehidupan dan kebudayaannya.

2)    Letak indonesia di antara dua benua dan dua samudra
       Faktor ini menyebabkan terciptanya kemajemukan agama. Seperti masuknya pengaruh agama Hindu dan Budha yang pertama kali masuk, disusul agama Islam di abad 13, agama katolik pada abad 16 yang dibawa oleh orang-orang Portugis dan kemudian agama Kristen protestan yang dibawa orang-orang Belanda.

3)    Perbedaan iklim dan kesuburan tanah
       Faktor ini menciptakan diferensiasi regional dalam bentuk perbedaan mata pencaharian penduduk, perbedaan tehnologi, perbedaan peralatan hidup dan sistem social.

SUMBER :
http://rofiah11s4.blogspot.co.id/2013/02/diferensiasi-sosial.html
https://sosialsosiologi.blogspot.co.id/2009/09/diferensiasi-sosial.html

Stratifikasi Sosial


Dalam sosiologi, pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu itu disebut dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial secara umum dapat diartikan sebagai pembedaan atau pengelompokan anggota masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial merupakan gejal sosial yang sifatnya umum pada setiap masyarakat. Bahkan pada zaman Yunani Kuno, Aristoteles (384–322 SM) telah menyatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara selalu terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.

Pendapat beberapa ahli tentang stratifikasi sosial.

a. Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat. Setiap lapisan itu disebut dengan strata sosial. Ditambahkan bahwa stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lapisanlapisan di dalam masyarakat memang tidak jelas batasbatasnya, tetapi tampak bahwa setiap lapisan akan terdiri atas individu-individu yang mempunyai tingkatan atau strata sosial yang secara relatif adalah sama.

b. P.J. Bouman
Stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan karena itu menuntut gengsi kemasyarakatan.

c. Soerjono Soekanto
Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

d. Bruce J. Cohen
Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.

e. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.


B. Berikut ini proses terjadinya stratifikasi sosial
Proses terjadinya dari stratifikasi sosial diantaranya seperti di bawah ini:
1. Terjadi secara otomatis/dengan sendirinya
Dapat terjadi karena faktor yang sudah ada sejak seseorang lahir, atau proses ini bisa terjadi karena pertumbuhan masyarakat. Sesorang yang menempati lapisan tertentu bukan atas kesengajaan yang dibuat oleh masyarakat atau dirinya sendir akan tetapi terjadi secara otomatis, seperti misalnya keturunan.

2. Terjadi secara sengaja
Dapat terjadi dengan sengaja dengan maksud untuk tujuan atau kepentingan bersama. Sistem ini ditentukan dengan adanya wewenang dan juga kekuasaan yang diberikan oleh seseorang atau organisasi. Misalnya seperti diberikan oleh partai politik, perusahaan tempat bekerja, pemerintahan dan lain-lain.


C. Faktor penyebab terjadinya stratifikasi sosial
Beberapa faktor penyebabnya diantaranya seperti berikut ini:
  • Kekayaan, sesorang yang mempunyai kekayaan yang lebih biasanya termasuk ke lapisan paling atas dalam stratifikasi sosial.
  • Kehormatan, orang yang paling di hormati biasanya selalu menempati lapisan paling atas, sering kita ditemui di masyarakat, misalnya seperti seseorang yang berjasa besar.
  • Kekuasaan, ukuran kekuasaan seseorang pun dapat menjadi faktor penyebab terbentuknya statifikasi sosial dan biasanya seseorang yang mempunyai kekuasaan selalu menempati lapisan teratas, misalnya seperti gubernur, bupati dan lain-lain.
  • Berilmu tinggi atau berpengetahuan tinggi, seseorang akan menempati urutan paling atas jika dia memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi.

Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial
Dilihat dari sifatnya, kita mengenal dua sistem stratifikasi sosial, yaitu sistem stratifikasi sosial tertutup dan system stratifikasi sosial terbuka.

a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Close Social Stratification)
Sistem stratifikasi sosial tertutup ini membatasi atau tidak memberi kemungkinan seseorang untuk pindah dari suatu lapisan ke lapisan sosial yang lainnya, baik ke atas maupun ke bawah. Dalam sistem ini, satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota dari suatu strata tertentu dalam masyarakat adalah dengan kriteria kelahiran. Dengan kata lain, anggota kelompok dalam satu strata tidak mudah untuk melakukan mobilitas atau gerak sosial yang bersifat vertikal, baik naik maupun turun. Dalam hal ini anggota kelompok hanya dapat melakukan mobilitas yang bersifat horizontal.

Salah satu contoh sistem stratifikasi sosial tertutup adalah sistem kasta pada masyarakat Bali. Di Bali, seseorang yang sudah menempati kasta tertentu sangat sulit, bahkan tidak bisa pindah ke kasta yang lain. Seorang anggota kasta teratas sangat sulit untuk pindah ke kasta yang ada di bawahnya, kecuali ada pelanggaran berat yang dilakukan oleh anggota tersebut.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)
Sistem stratifikasi sosial terbuka ini memberi kemungkinan kepada seseorang untuk pindah dari lapisan satu ke lapisan yang lainnya, baik ke atas maupun ke bawah sesuai dengan kecakapan, perjuangan, maupun usaha lainnya. Atau bagi mereka yang tidak beruntung akan jatuh dari lapisan atas ke lapisan di bawahnya. Pada sistem ini justru akan memberikan rangsangan yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat, untuk dijadikan landasan pembangunan dari sistem yang tertutup.

Fungsi Stratifikasi Sosial
Dalam hidup bermasyarakat, secara tidak langsung setiap anggota masyarakat digolongkan ke dalam beberapa lapisan berdasarkan kriteria tertentu, seperti harta, kepemilikan tanah, pendidikan, dan lain-lain. Apakah fungsi dilakukannya penggolongan atau stratifikasi tersebut?

Dalam kenyataannya, stratifikasi sosial mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Stratifikasi sosial menyusun alat bagi masyarakat dalam mencapai beberapa tugas utama. Hal ini dilaksanakan dengan mendistribusikan prestise maupun privelese (hak yang dimiliki seseorang karena kedudukannya dalam sebuah strata). Setiap strata ditandai dengan pangkat atau simbol-simbol yang nyata yang menunjukkan rangking, peranan khusus, dan standar tingkah laku dalam kehidupan. Semuanya diorganisir untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Penghargaan masyarakat terhadap orang-orang yang menduduki dan melaksanakan tugasnya dapat dipandang sebagai insentif yang dapat menarik mereka untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

b. Stratifikasi sosial menyusun, mengatur, serta mengawasi saling hubungan di antara anggota masyarakat. Peranan, norma, dan standar tingkah laku dilibatkan dan diperhatikan dalam setiap hubungan di antara strata yang ada di dalam masyarakat. Stratifikasi sosial cenderung mengatur partisipasi individu dalam kehidupan secara menyeluruh dalam suatu masyarakat. Ia memberi kesempatan untuk memenuhi dan mengisi tempat-tempat tertentu, dan pada pihak lain ia juga dapat membatasi ruang gerak masyarakat. Tetapi terlepas dari tinggi rendahnya strata yang dimiliki seseorang, stratifikasi berfungsi untuk mengatur partisipasinya di tempat-tempat tertentu dari kehidupan social bersama.

c. Stratifikasi sosial memiliki kontribusi sebagai pemersatu dengan mengoordinasikan serta mengharmonisasikan unitunit yang ada dalam struktur sosial itu. Dengan demikian, ia berperan dalam memengaruhi fungsi dari berbagai unit dalam strata sosial yang ada.

d. Stratifikasi sosial mengategorikan manusia dalam stratum yang berbeda, sehingga dapat menyederhanakan dunia manusia dalam konteks saling berhubungan di antara mereka. Dalam kelompok primer, fungsi ini kurang begitu penting karena para anggota saling mengenal secara dekat.

SUMBER :
http://www.ssbelajar.net/2012/03/stratifikasi-sosial.html
http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-stratifikasi-sosial-dan-faktor-penyebabnya.html

Mobilitas Sosial

1.) Pengertian

Mobilitas adalah pergerakan atau perpindahan, sedangkan sosial adalah masyarakat.
Jadi Mobilitas Sosial adalah suatu proses pergerakan naik (social climbing) atau turunnya (social sinking) status seseorang atau kelompok masyarakat.

Menurut HORTON,  Mobilitas Sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.

Dengan demikian MOBILITAS SOSIAL hanya terjadi pada kelas sistem stratifikasi sosial yg terbuka tidak menganut sistem stratifikasi tertutup atau kasta.


Mobilitas Sosial terbagi menjadi :

1.)  Mobilitas Sosial Vertikal.
Yaitu, mobilitas sosial yg terjadi antara kelas sosial bawah dan kelas sosial atas.

Mobilitas Vertikal terbagi menjadi 2, yaitu :

a. Social Climbing :
yaitu, pergerakan naiknya status seseorang atau kelompok sosial.
bentuk: 1. naiknya orang yg berstatus rendah ke kelas yg status sosialnya tinggi.
             2. terbentuknya kelas sosial baru yg menempati atau menggeser kelas sosial
                  tertinggi yg ada didalam kelompol tsb.
penyebab : 1. melakukan prestasi kerja.
                  2. menggantikan kedudukan yg kosong akibat proses peralihan generasi.
              
b. Social Sinking :
yaitu, pergerakan turunnya status seseorang atau kelompok sosial.
bentuk : 1. turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan yg lebih rendah.
              2. tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas.
penyebab : 1. berhalangan tetap atau sementara, misal sakit atau cacat tubuh
                  2. memasuki masa pension
                  3. berbuatkesalahan fatal sehingga diturunkan/dipecat dari kelas sosial yg tinggi.


2.)  Mobilitas Sosial Horizontal.
Yaitu, perpindahan status seseorang atau kelompok orang dalam lapisan yg sama.
Ciri utama dalam mobilitas sosial horizontal adalah tidak ada perpindahan lapisan sosial.
bentuk : 1. mobilitas antar wilayah.
                  meliputi transmigrasi, commuter, emigrasi, imigrasi, urbanisasi.

              2. mobilitas antar generasi.
                  ada 2 bentuk antar generasi yaitu :
                        a. mobilitas intra generasi: perpindahan status yg terjadi dalam beberapa generasi.
                        b. mobilitas inter generasi: perpindahan status yg terjadi dalam beberapa generasi.


3.)  Mobilitas Sosial Diagonal.
Yaitu, perpindahan yg dialami seseorang atau kelompok yg mengalami perpindahan tempat dan status social.
bentuk : 1. mobilitas sosial diagonal ke atas: perpindahannya statusnya naik, tempatnya sama
              2. mobilitas sosial diagonal ke bawah: perpindahan statusnya turun, tempatnya pindah

Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

  • Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
  • Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
  • Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
  • Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
  • Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
  • Agama, seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta.
  • Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya.
Contoh: jumlah anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya menjadi anggota DPR.
  • Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.
Contoh: “A” memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.
  • Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.


SUMBER :

http://bukasosiologi.blogspot.co.id/2012/12/mobilitas-sosial.html
https://bambangguru.wordpress.com/2008/10/29/mobilitas-sosial/